Direkrutnya striker naturalisasi Mauro Zijlstra membawa angin segar sekaligus tekanan baru bagi lini depan Timnas Indonesia U‑23. Kehadirannya menambah daya gedor skuad Garuda Muda dan memaksa para penyerang lainnya menunjukkan performa terbaik jika ingin masuk skuat inti menuju Kualifikasi Piala Asia U‑23 2026. CNN Indonesia+2CNN Indonesia+2
Zijlstra resmi masuk skuat karena izin naturalisasinya rampung, dan manajer tim U‑23 menyatakan bahwa pemain yang kini berada di klub Eropa tersebut bisa menjadi opsi utama di lini serang. Hal ini otomatis memicu kompetisi dari dalam skuad: penyerang seperti Ramadhan Sananta, Adrian Wibowo serta pemain muda lokal lainnya kini harus bekerja lebih keras untuk mempertahankan tempat mereka. CNN Indonesia
Pelatih timnas beralasan bahwa Zijlstra datang bukan sekadar untuk duduk sebagai cadangan, melainkan diharapkan menjadi starter dan membawa perubahan instan. Dengan kecepatan, insting mencetak gol, dan pengalaman di kompetisi Eropa, Zijlstra dianggap sebagai solusi untuk kendala produktivitas yang sempat dialami Indonesia di level U‑23. Para penyerang lainnya dituntut meningkatkan intensitas latihan, pressing, dan kolaborasi dengan gelandang agar persaingan menjadi sehat dan menghasilkan performa terbaik. CNN Indonesia
Skuad U‑23 kini menghadapi misi berat: bukan hanya meraih tiket ke Piala Asia, tetapi juga membangun fondasi menuju turnamen senior. Dengan tambahan Zijlstra, ekspektasi meningkat. Manajemen tim pun menegaskan bahwa tidak ada jaminan starter bagi pemain manapun—kinerja harian menjadi penentu utama. Hal ini mencerminkan filosofi bahwa siapa pun bisa menjadi starter jika tampil selama latihan maupun pertandingan. CNN Indonesia+1
Dari sudut pandang publik dan suporter, keberadaan Zijlstra jadi sinyal bahwa federasi serius meningkatkan kualitas sepak bola usia muda Indonesia. Suporter berharap bahwa kolaborasi pemain naturalisasi dan talenta lokal dapat menghasilkan lini depan yang tajam dan produktif. Namun tidak sedikit juga yang mengingatkan agar tidak terlalu mengandalkan satu nama; tim harus tetap kolektif dan adaptif.
Dengan kompetisi ketat antarpenyerang serta target tinggi yang dipasang manajemen, momen menuju Kualifikasi Piala Asia menjadi uji nyata bagi Zijlstra dan rekan-rekannya. Apakah kehadirannya akan mengubah gol‑garapan tim secara signifikan, atau justru membuat kerangka tim menjadi tidak seimbang? Waktu akan menjawab.