Jonatan Christie — lebih dikenal sebagai “Jojo” — adalah pebulu tangkis tunggal putra Indonesia yang sejak kecil sudah digembleng di dunia badminton. Ia mulai intens latihan sejak usia 6 tahun.Popmama.com+2Koropak+2 Karier profesionalnya menanjak pesat: ia pernah meraih medali emas di Asian Games 2018, serta berbagai gelar tingkat nasional dan internasional.Koropak+2GenPI.co+2 Namun pada tahun 2025, Jojo memilih mundur dari pemusatan latihan nasional (pelatnas) PBSI dan beralih status menjadi atlet profesional independen.Rmol.id+2https://rm.id/+2
Dengan perubahan fase ini, Jojo pun mulai memikirkan masa depan di luar lapangan — dan ternyata, visinya untuk “setelah badminton” sudah cukup jelas.
🎯 Mimpi Setelah Pensiun: Buka Akademi & Bantu Atlet Muda
Saat menjawab pertanyaan netizen dalam sesi Q&A di media sosial, Jojo blak-blakan soal apa yang ingin dilakukannya kelak jika sudah pensiun dari dunia bulutangkis:
-
Dia ingin mendirikan akademi bulutangkis sendiri — sebagai wadah bagi anak-anak Indonesia yang punya mimpi menjadi atlet dunia.tvOne News
-
Tujuan utamanya bukan cuma membentuk atlet, tapi membantu mewujudkan mimpi mereka — artinya, fokus ke pembinaan jangka panjang, bukan sekadar latihan intensif.tvOne News
Mimpi ini menunjukkan kalau Jojo tidak hanya berpikir soal prestasi pribadi, tapi juga ingin memberi kontribusi berkelanjutan bagi masa depan bulutangkis Indonesia.
💼 Rencana Nyata: Usaha & Bisnis Sampingan
Tidak cuma janji muluk — Jojo sudah mulai bergerak di dunia bisnis sebagai persiapan masa depan. Beberapa hal terkait:
-
Ia punya lini clothing/brand fashion bernama Satoe-Noesa, menjual kaus, hoodie, topi dan produk lain — sebagai jalan diversifikasi dari karier bulutangkis.suara.com+1
-
Model ini bisa jadi pijakan ke depannya jika ia benar-benar pensiun: punya usaha sendiri, bisa jadi sumber penghasilan tetap, tanpa harus menggantungkan hidup hanya dari turnamen.Jakarta Globe+1
Dengan dua pilar ini — akademi + bisnis — Jojo tampaknya mempersiapkan transisi hidup setelah “masa smash dan smash” selesai.
🤔 Kenapa Jojo Mau Begitu?
Alasan Jojo logis — karier atlet tidak selamanya. Pensiun adalah realitas. Tapi daripada “nganggur”, ia ingin tetap relevan. Ada beberapa motivasi utama:
-
Memberi kesempatan dan fasilitas kepada generasi muda yang punya bakat tapi kurang akses — lewat akademi.
-
Memiliki usaha mandiri supaya tidak bergantung pada hasil pertandingan.
-
Menjaga kontribusi terhadap olahraga, bahkan ketika tak lagi aktif sebagai pemain — menjaga legacy.
Kalau kamu pikir, ini semacam ethical hustle: tetap berkeringat di gym, tapi juga kerja kepala untuk masa depan.
🔮 Peluang & Tantangan dari Mimpi Itu
Peluang:
-
Indonesia butuh lebih banyak akademi bulutangkis profesional — Jojo punya nama & reputasi sebagai magnet.
-
Kombinasi “mantan atlet top + bisnis + mentor” menarik bagi sponsor, komunitas, dan atlet muda.
Tantangan:
-
Mengubah mindset dari “atlet aktif” ke “pelatih / pebisnis / mentor” — butuh adaptasi.
-
Menjaga kualitas & komitmen: akademi butuh konsistensi, bukan sekadar nama besar.
-
Kompetisi bisnis: brand fashion & akademi olahraga tidak mudah, perlu strategi kuat supaya bisa bertahan.
✅ Kesimpulan
Mimpi Jojo pasca karier — mendirikan akademi bulutangkis dan mengembangkan bisnis — bukan sekadar “cadangan” belaka. Itu adalah blueprint matang untuk tetap produktif, memberi dampak positif, dan menjaga kontribusi terhadap dunia bulutangkis Indonesia. Kalau semuanya dijalankan dengan serius, bisa jadi warisan nyata dari pebulu tangkis yang pernah menggetarkan lapangan dan tribun.